Selasa, 11 Juni 2013

Aku Tidak Mau Menjadi Pecundang



Fikiranku kalut dan semrawut, batinku tertekan bertahun-tahun. Miss sosialisasi, kuper, penyakit yang berlarut-larut membuatku tidak bebas berekspresi. Semua yang ingin aku lakukan ruang geraknya terbatas.

Semua itu menjadikan aku anak rumahan, mau keluar ngapain, main sama siapa, mau apa, dan harus berbuat apa. Enggak didunia maya atau nyata teman hanya sebatas setatus.

Seringku meneteskan air mata, jasadku mungkin bebas, namun batinku selama ini seperti ada didalam penjara. Aku coba sabar dan tegar, namun apa daya aku hanya manusia biasa. Hari-hari hidupku makin suram, waktuku hanya aku habiskan didepan TV yang menjadi hiburan dan relaxaxi sebagai teman sejati.

Mumpung sepi mungkin lebih baik mati daripada bertahun-tahun begini hidup serasa sendiri dibumi ini.

Tetapi Tuhan, aku tidak mau menjadi pecundang  yang  mengalah dengan keadaan. Aku tidak mau dikenang sebagai orang yang lemah, mati dalam keputusasaan yang mencengang. Aku ingin menjadi pemenang, yang bisa menaklukkan segala rintangan.

Gajah mati meninggalkan gading, manusia mati meninggalkan nama.  Ketika aku meninggal nanti aku ingin meninggalkan nama baik. Kekuranganku tidak menjadi penghambat untuk maju, kemiskinanku tidak menjadi penghalang untuk terus belajar dan kesuksesanku akan menjadi inspirasi untuk jutaan orang.

Maka sejak hari ini saya akan bangkit, saya harus fokus mengasah berlian (kelebihan)ku hingga kilauannya memancarkan sinar yang bisa menyilaukan mereka yang saat ini merendahkanku. Bimbinglah aku dan tambahkanlah kekuatan untukku Tuhan.

Sesungguhnya engkau tidak pernah membatasi  Do'a/ keinginan hambamu, tetapi kenapa justru aku yang membatasi diriku sendiri? aku merasa bahwa ruang gerakku terbatas, padahal diriku yang tidak mau bergerak, diriku yang selalu mngurung diri dirumah. Padahal telah engkau anugerahkan kaki yang bisa membawaku kemana aku mau. padahal diluar sana banyak orang-orang yang keadaannya lebih buruk dari aku. Ampunilah hambamu Tuhan, dan bimbinglah jalanku.

Ditengah keramaian jutaan manusia didunia, akau merasa sendiri, sepi dan sunyi padahal ada engkau yang selalu bersemayam dihati.  Mereke para manusia mungkin akan mau menjadi teman ketika ada maunya dan ketika ada kesenangan yang diberikan kepadanya. Tetapi Engkaulah sebaik-baik teman yang menyelamatkan Tuhan.

Engkau telah menyerahkan nasibku kepadaku, sehingga aku harus berjuang untuk merubahnya. Karena aku ingin menjadi anak yang dibanggakan orang tuaku, menjadi adik yang dibanggakan kakakku, menjadi suami yang dibanggakan istriku, menjadi orang tua yang dibanggakan anakku. Sehingga akau harus merubah kebiasaan burukku.

Sudah menjadi ketentuan-Mu bahwa kebiasaan/ cara yang sama tidak bisa membuahkan hasil yang berbeda. Padahal aku ingin berbeda dari yang sekarang, aku ingin sukses. Mulai hari ini, ijikanlah aku merubah kebiasaanku yang selalu mnyendiri dan selalu didepan TV. Aku akan belajar dan berkarya. Aku akan mencoba merangkai kata setiap harinya, semoga kelak menjadi karya yang bisa menginspirasi Dunia. Aku akan belajar mendalami kitab sucimu sepatah dua patah kata setiap harinya agar aku tidak salah melangkah dan tidak menjadi orang yang serakah.


Aku bersyukur bahwa aku hidup di negara yang merdeka, sehingga aku tidak boleh memenjarakan diriku.  Aku akan bergaul dengan mereka, karena aku yakin sejahat-jahat manusia masih punya teman. Dan sebaik-baik manusia masih tetap ada yang enggak suka. Itulah keindahan dunia, penuh rupa warna dan tipu daya isinya.

Tuhan, ampunilah hambamu yang tak pernah bersyukur atas banyak nikmatmu. Yang tak pernah menghitung  semua kelebihanku padahal Engkau telah menciptakan manusi dengan sebaik-baik bentuk dan menjadi pemimpin dimuka bumi ini. Yang semua Engkau berikan kelebihan yang berbeda. Karena Dunia mau jadi apa jika kemampuan/kelebihan manusia sama. Akau lebih melihat stitik tinta dibaju putih, padahal warna putihnya jauh lebih banyak.

Tuhan, semoga engkau meridhoi setitik langkah awal dalam menuju perubahanku. Aamiin…


By M.A.J

1 komentar: