Senin, 10 Desember 2012

MENGURANGI WAKTU TIDUR




Kurang lebih sudah dua bulan saya di kampung halaman "Indonesia". Dua bulan itu pula aktifitas nulis saya mandek. Padahal saya punya tarjet minimal nulis seminggu dua artikel. Tarjet selamanya hanya akan menjadi tulisan dikertas jika saya tak berusaha keras untuk mewujudkannya. Sehingga ditengah keheningan malam ini kusempatkan bangun lebih awal dari biasanya untuk menulis.

Diawal saya datang dulu sudah pernah mencoba untuk menulis, disaat tulisan saya belum selesai anak saya sudah bangun dan mendekati saya. Anak yang baru berusia tiga tahun tanggal 8 desember kemarin  dengan aktifnya bertanya ini itu. ikut mencet-mencet  keyboard, mau ikut nulis dan juga Minta disetelin video hewan. Karena memang sebelum pulang ke Indonesia saya sudah mengumpulkan koleksi video untuknya. Program microsoft word aku tutup, dan niat nulispun aku urungkan. Untuk menuruti kemauan anakku yang telah aku tinggal kurang lebih 2 tahun bekerja Di Arab Saudi.

Aktifitas sehari-hari saya adalah "momong"  istilah orang jawa bilang. Yaitu mengasuh anak, mengajak bermain dan mengawasinya. Karena ibunya melakukan aktifitas rumah tangga, mulai dari bersih-bersih  rumah,nyuci masak dan lain sebagainya. Terkadang ibunya sudah selesai dengan pekerjaannyapun  dia masih suka dekat dengan bapaknya ini yang telah meninggalkannya sejak usia 7 bulan, untuk main bola, main sepeda, perang-perangan dan kadang nyetel video di laptop. Maklum lagi senang-senangnya ketemu bapaknya. Sehingga sudah bisa dipastikan kalau anak saya melek saya tidak mungkin bisa nulis. Dan ketika anak saya tidur, waktunya ganti buat ibunya, dan kadang juga ikut tidur bareng. Coz untuk mendapatkan moment ini butuh penantian panjang nich! Jadi nggak boleh disia-siakan…! He he he…!

Saya pulang ke indonesia cuti 3 bulan, sehingga saya berusaha menggunakan waktu itu sebaik-baiknya untuk berinteraksi dan berkomunikasi dengan anak, istri dan keluarga. Tapi masa sih menyisihkan waktu paling lama 3 jam kok tidak bisa? selidik punya selidik masalahnya adalah mau atau tidak. Terlalu banyak waktu yang saya gunakan untuk tidur, karena memang budaya dikampung jam 9 malam sudah pada tidur. Keadaan sudah sepi dan sunyi. Belum lagi ditambah tidur siang. Padahal ketika saya masih tinggal di Saudi tidur 4 jam sudah cukup menyehatkan badan. Sesungguhnya tidur itu untuk istirahat, bukannya istirahat untuk tidur. "Jadi mentang-mentang cuti tiga bulan untuk istirahat langsung buat banyak tidur..!" batinku dalam hati marahin diri sendiri.he he he…!

Untuk bisa menulis, saya harus mengurangi waktu tidur, saya harus bangun lebih awal dari anak dan istri saya. Sehebat, sepandai, atau  setinggi apapun derajat seseorang  waktunya adalah sama, 24 jam dalam sehari semalam. Sehingga tak ada alasan bagiku untuk berhenti  belajar, berkarya dan selalu tumbuh. Alhamdulillah selesailah satu tulisan pendek ini, semoga Allah selalu memberikan kekuatan untuk bisa konsisten dalam belajar menulis ini demi mewujudkan impian suatu saat bisa punya buku. Aamiin…!

Yuk saling ingat mengingatkan dalam hal kebaikan. ingatkan saya Di @Bang_tono