Sabtu, 07 Juli 2012

MAAFKAN KETIDAKTAHUAN KAKAKMU "ADIKKU"


Tadi pagi saya membaca artikel di websitenya Bapak Jamil Azzaini. Beliau menyampaikan bahwa "Dalam proses mendidik anak baik di sekolah maupun di rumah pasti ada reward and punishment, seperti halnya dalam kehidupan beragama ada surga dan neraka.

Beliau mengaku pernah menghukum anaknya  Hana Fadhila Firdausi (12 tahun) dengan cara keliru. Saat kecil dek Hana  pernah melakukan kesalahan sehingga Beliau menghukumnya dengan cara memasukkannya ke kamar mandi, dan  lampu dimatikan. Apa yang terjadi kemudian? Hingga saat ini Dek Hana takut gelap dan takut berada di ruangan kecil, padahal tahun ini ia masuk SMP.Beliau  sering meneteskan air mata bila mengingat kejadian itu. Dan berpesan "Hati-hatilah menghukum anak, jika keliru bisa berakibat tidak baik". 

Beberapa minggu yang lalu saya juga membaca update status di beranda seorang adik yang saya kenal. Dia mengatakan bahwa dia merasa trauma dengan hukuman yang pernah orang tuanya berikan diwaktu kecil. Dia pernah dipukul dengan benda tumpul, pernah dikurung didalam kamar seharian. Kadang disaat-saat tertentu dia ingin menonjok/membalas perbuatan yang pernah dilakukukan orang  tuanya itu. Padahal dia tau bahwa perbuatan itu tidak baik, dia tahu kalau apa yang orang tuanya lakukan adalah wujud kasih sayangnya. Padahal dia tahu kalau itu semua terjadi karena kenakalannya di waktu kecil.

Melihat kedua kenyataan itu saya jadi teringat dan merasa bersalah dengan apa yang pernah saya lakukan belasan tahun yang lalu terhadap adikku. Waktu itu saya masih duduk dibangku SLTA. Salah satu diantara ketiga adikku ada yang paling bandel. Kalau dia ngambek atau marah, dia akan menagis sekenceng-kencengnya sambil berguling-guling dilantai. Orang tua saya yang tinggal ibu satu-satunya merasa kuwalahan dengan perlakuan adikku itu. Dirayu dengan cara apapun tidak mempan. 

Sebagai anak pertama, saya nggak mungkin membiarkan hal itu. Saya angkat paksa dia dan saya bawa ke sumur (tempat mandi dikampung). Tanpa membuka bajunya, saya mandiin dia dan saya sabunin. Termasuk mukanya. Saya ancam dia "kalau kamu nggak mau diam (berhenti nangis), gak akan saya siram sabun yang ada di muka kamu dan gak saya lepas baju kamu". Karena dia merasa kedinginan, dan jika mukanya nggak disiram matanya terasa pedas, ahirnya dia diam. Kejadian itu selalu saya ulang  ketika dia mengulangi hal itu lagi.

Sekarang saya jadi bertanya dalam diri saya sendiri, "apakah hukuman yang saya berikan itu benar? Apakah itu masih teringat dibenaknya dan menimbulkan luka dihatinya? Bukankah jika anak kecil nakal itu wajar?  Mungkinkah apa yang dirasakan oleh adik saya sama dengan apa yang ditulis Adek tersebut diatas?  Apakah itu mempengaruhi mental didalam kehidupannya? Apakah hal ini  yang membuat dia tidak sedekat  kakak dan adiknya kepada saya?

Sengaja kutulis ini ntuk adikku Syaiful Ghozi yang sekarang ada di Malaysia. Maafkan ketidaktahuan kakakmu "adikku". Kakak nggak tahu harus berbuat apa waktu itu untuk menghentikan tangisanmu. Kakak Cuma nggak ingin melihat ibu bersedih karena tangismu yang menggelegar tak henti-henti, membuat kebisingan dan rasa tidak nyaman diantara para tetangga. Maafkan jika selama ini kakak mengganggap bahwa kamu adalah anak yang paling bandel, paling bodoh diantara kami. Sekarang kakak baru menyadari bahwa setiap manusia diciptakan dengan sebaik-baik bentuk dan mempunyai kelebihan dan kekurangan masing-masing.

Biarpun kakak nggak tahu apa kelebihanmu,kakak  yakin bahwa kamu pasti mempunyai hal itu. Maka temukanlah berlianmu (kelebihanmu) itu dan asahlah terus menerus hingga suatu saat orang akan menghargai dan berani membayar mahal berlianmu itu. Fokuslah pada kelebihanmu bukan pada kekuranganmu. Milikilah impian dan target, agar kamu mempunyai gairah dan semangat dalam menjalani hidup. Kita semua berhak untuk sukses, mari kita niat dan ihtiarkan itu. Kita ukir prestasi terbaik dimuka bumi ini agar orang tua kita tidak menyesal melahirkan kita, tapi justru bangga. Dan jangan lupa, bidang pekerjaan apapun yang kamu lakukan, dasarilah dengan keimanan agar kau selamat di Dunia dan juga Ahirat.

Semoga Allah melindugi kita semua, meridhoi usaha kita dan memudahkan jalan kita dalam mewujudkan mimpi-mimpi kita. Aamiin…! Semoga bermanfaat..!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar