Jumat, 27 Juli 2012

BERGURU DENGAN BAPAK JAMIL AZZAINI DI MASJIDIL HARAM (Part 1)


Bertemu di dunia maya. Itulah awal perkenalan saya dengan Pak Jamil Azzaini/ @JamilAzzaini (akun di Twitter) .Inspirator Sukses Mulia.  Setelah saya aktif mengikuti Time Line beliau di Twitter dan artikel –artikel  yang  beliau tulis di Jamilazzaini.com , sedikit banyak saya mulai mengenal sosok beliau. Hingga terbesit di benakku punya keinginan kuat untuk bertemu dan belajar langsung dengan beliau.

Belum ada setahun kami saling menyapa di dunia maya, Alhamdulillah pada malam terahir Umroh beliau, saya bisa bertemu. Buka puasa bareng, sholat  tarawih bareng, jalan bareng hingga kami bisa ngobrol panjang di hotel beliau menginap tepatnya Di Makarim Hotel Makkah. Banyak ilmu yang saya dapat dari beliau  dan rasanya seneng banget bisa bersama dengan beliau dalam waktu yang cukup lama. Kami bertemu sejak habis magrib (jam 19. 30 waktu saudi) hingga jam 12 malam.

Sore itu pada hari selasa ketika mobil taxi yang mengantarkan kami dari jeddah sudah sampai ke Makkah, saya sms beliau "Alhamdulillah sudah masuk Makkah " beberapa menit kemudian hp bergetar dan berdering pertanda ada sms masuk. "saya di lantai 2, masuk via pintu 92 via escalator kemudian masuk di pintu 91, kanan dikit, saya pakai batik" pak jamil memberikan petunjuk lewat sms, dimana kita bisa ketemu

Mengikuti petunjuk yang diberikan, sampailah saya kepada tempat beliau berada. Setelah cingak cinguk sebentar, ahirnya saya melihat beliau sedang membaca Al Qur,an. Dan orang satu-satunya yang pakai batik diarea itu adalah beliau. Aku mau mendekat , tetapi keadaan tidak memungkinkan orang sudah penuh sesak. Ahirnya saya duduk sejajar dengan shaf beliau tetapi yang paling pinggir. Saya sms beliau dan kukatakan bahwa saya sudah di sebelah kanan beliau. Ketika sms sudah terbaca, beliaupun menoleh kekanan mencari diriku. Kulambaikan tanganku hingga beliaupun membalas dengan lambaian tangan sebagai ganti jabat tangan karena keadaan tidak memungkinkan untuk saling mendekat.

Usai sholat Magrib, saya dan seorang temanku diajak keluar dari masjid menuju ke restoran untuk berbuka puasa  dengan nasi, ketika sebelumnya di Masjidil Haram hanya berbuka dengan Air Zam-Zam dan kurma. Porsi nasi Arab lebih besar dibandingkan di Indonesia, dengan menggunakan piring berbahan alumunium foil yang berbentuk nampan. Daripada nanti nggak habis dibuang mubadzir , aku sarankan untuk memesan satu saja. Pak Jamil_pun setuju hingga ahirnya kami makan sepiring bertiga. Oh senengnya bisa makan sepiring bersama. Sosok pak Jamil yang sudah punya nama dan reputasi mau makan sepiring bersama dengan kami. Seolah kayak makan bareng saudara sendiri, padahal kita baru saja bertemu.

Selesai makan, direstoran itu juga beliau mengeluarkan satu bendel  kertas yang dilipat dua dan diberikan kepada saya. Itu adalah proposal hidup beliau. Karena sebelumnya saya sms meminta untuk ditunjukkin Proposal hidup beliau. Subhanallah, sangat terprogram dan terarah sekali apa yang menjadi  tujuan hidup Beliau. Semoga dalam seminggu ini saya juga bisa menyelesaikan membuat proposal hidup saya dengan sedetail-detailnya. Dan alahmdulillah satu bendel ketikan Proposal hidup beliau itu diberikan kepada saya, sehingga bisa saya gunakan sebagai acuan.

Selanjutnya saya mulai membuka diri dengan menyampaikan apa yang menjadi permasalahan saya saat ini. Berikut adalah obrolan kami dengan beliau;

Saya  ; sebetulnya saya saat ini sudah dua tahun, tetapi mau mengajukan pulng rasanya masih bimbang antara kerinduan dan kebutuhan?

Bpk Jamil ; selevel apa/berapa  penghasilan yang kamu dapatkan sekarang ? dan apakah sudah sesuai yang kamu impikan? Hidup itu pilihan, kamu mesti tentukan apa yang menjadi  pilihan kamu. Kamu memilih disini juga gak ada salahnya, tapi mesti yang punya jenjang karier. Kalau kamu masih mau disini dengan alasan kebutuhan juga nggak apa-apa, tetapi mesti kamu tentukan berapa lama lagi  kamu disini dan kapan kamu akan pulang. Karena tidak mungkin kamu mendapatkan hasil yang berbeda jika apa yang kamu lakukan tetap sama. Kalau seumpama sekarang kamu di  angka 7 besok seterusnya juga tetap diangka 7 kalau kamu masih di posisi sekarang.

Saya  ; ketika pulang nanti, saya ingin berbisnis..

Bpk Jamil ;         bisnis apa?

Saya   ; bisnis yang berkaitan dengan  Parcel dan photo. Saya sudah mulai belajar tentang hal itu.

Bpk Jamil; kamu harus bedakan antara save employment dan bisnis. Save employment  itu kita membuka usaha sesuai dengan keahlian kita, kita yang mengerjakannya sendiri segala sesuatunya dan ketika kita tinggal pergi usaha kita tutup. Beda dengan bisnis, bisnis itu ketika yang punya jalan-jalan, bisnisnya tetap jalan. Jadi kita tidak mesti ahli dibidang itu, tapi kita yang mengelola. Misalnya mas Rangga Umara, dia punya pecel  lele lela tetapi apakah dia bisa masak? Enggak. Agar sukses dalam bisnis, kita mesti mempunya diantara tiga hal atau semuanya. Tiga hal itu adalah; menjadi yang pertama, yang terbaik dan yang berbeda. Jadi nggak bisa ditentukan dari sekarang jenis usahanya. Ketika kamu pulang nanti ada peluang apa ditempat kamu, itu yang bisa menjadi pilihan bisnis kamu. Kalau kamu tentukan dari sekarang bisa sajakan itu nanti tidak prospek di tempat kamu dan kalah dengan orang-orang ahli IT (ilmu Teknologi). Jadi sekarang kamu mesti pahami dulu  ilmu kerangka bisnisnya.

“Sudah yuk kita lanjutkan sambil jalan” kata beliau, karena memang waktu sudah mendekati adzan isya’ dan kami harus kembali ke Masjid untuk melaksanakan  ibadah shlat isya dan tarowih berjamaah. Cerita selanjutnya dan hasil perbincangan kami dihotel beliau setelah sholat tarowih, insyaallah akan saya lanjutkan besok di part 2.

NB. Untuk Pak  @JamilAzzaini karena lemahnya daya ingat dan daya tangkap saya dalam menerima penjelasan Bapak, jika ada kesalahan dalam penulisan/ penyampaian mohon dibenarkan.

Tidak ada komentar:

Posting Komentar