Sabtu, 25 Mei 2013

Salah Satu Alasan Kenapa Jangan Menjadi TKI Abadi


Saya bersyukur menjadi TKI karena banyak hal yang telah saya dapatkan. tetapi demi anak dan keluarga, saya tidak bangga menjadi TKI. sehingga saya mengajak teman-teman untuk meniatkan dan mengupayakan sejak hari ini untuk tidak menjadi TKI Abadi. dan tentunya juga saling mendo'akan semoga ini hanya sementara. inilah alasannya sebagaimana artikel yg telah ditulis oleh Bapak Jamil Azzaini semoga bisa menjadi pelajaran buat kita semua;
----------------------------------------------



LDR ( Long Distance Relationship)

Dalam menjalani kehidupan terkadang kita harus terpisah dengan keluarga. Menurut saya itu sah-sah saja selama tidak berlangsung lama dan permanen. Namun, saat anak kita masih kecil dan sedang merindukan figur orang tua, saran saya jangan berpisah terlalu lama.

Belum lama ini saya mendapat curhatan dari kenalan saya, “Mas, anak saya usianya tujuh tahun, suatu saat ia minta dibelikan pisau. Saya tanya, buat apa pisau itu? Dengan enteng ia menjawab, buat membunuh ayah.” Awalnya saya kira bercanda. Tetapi setelah saya tegur, “Kakak gak boleh gitu.” Dia malah menjawab, “Biarin! Dari aku kecil ayah gak sayang.”

Ternyata, saat ibunya hamil, melahirkan dan hingga anak ini usia tiga tahun mereka sering hidup berdua tanpa ayahnya. Sang ibu menyelesaikan kuliah S-2 di Bogor, sementara sang ayah dinas di Banda Aceh. Sekarang setelah mereka bisa hidup bersama, ayahnya lebih dekat dengan adiknya yang berusia dua tahun.

Saya tidak bermaksud menakut-nakuti Anda, tetapi kejadian seperti ini banyak terjadi. Saat pekan lalu saya ke Pekanbaru, cerita senada saya dapatkan dari mas Satria Putra dan Rahmi Salviviani, sepasang suami-istri yang mendirikan TK Alifa Kids. Ternyata, sebagian besar anak yang bermasalah di sekolahnya disebabkan karena tidak mendapatkan cinta yang utuh dari kedua orang tuanya.

Sebagai orang tua, kita harus menempatkan kepentingan anak di atas kepentingan ego kita. Perlukah kita kuliah S-2 tetapi memisahkan jarak antara anak dan ayahnya? Pantaskah Anda beralasan “tidak kerasan” di kota suami tempat bekerja kemudian Anda lebih senang tinggal berjauhan? Bila jawabannya pantas, Anda memang benar-benar egois.

Terkadang kita ingin memuaskan ego kita dengan dalih kepentingan masa depan anak. Suami-isteri tetap bekerja di kota berbeda, hanya jumpa beberapa bulan sekali dan kondisi itu berlangsung sangat lama. Untuk membenarkan tindakannya mereka sering berujar, “Yah, demi masa depan anak.” Benarkah? Jangan-jangan itu hanya karena ingin memuaskan ego saja.

Ketahuilah, berkumpul dengan keluarga itu adalah kenikmatan besar, jauh lebih besar dibadingkan gaji Anda yang terbesar sekalipun. Apalagi saat anak-anak dalam masa pertumbuhan. Mereka memerlukan figur, teladan dan tempat bertanya. Tugas kita bukan hanya melahirkan mereka ke dunia tetapi juga mendidik, mengarahkan dan berusaha menjadi teladan.

Mereka perlu sentuhan, mereka perlu pelukan, mereka perlu nasihat, mereka perlu didengarkan. Bahkan mereka perlu ditegur secara langsung saat mereka keliru. Dan itu tak mungkin bisa dilakukan apabila Anda tinggal berjauhan. Cobalah berpikir ulang untuk melakukan Long Distance Relationship atau LDR untuk jangka waktu yang lama. Renungkanlah…

Salam SuksesMulia!
By jamilazzaini ⋅ May 23, 2013 ⋅

Tidak ada komentar:

Posting Komentar