Rabu, 29 Mei 2013

Mendem Teh?




Di sela-sela bekerja, saya dan teman-teman biasa ngopi dan  ngeteh. Suatu ketika hari itu tehnya habis, salah satu teman nitip ke seorang teman berkebangsaan lain; Pakistan. Apa yang didapat tidak sesuai pesanan, ia belikan  teh Hijau. yang teh biasa lagi kosong katanya.

Tak seperti biasanya, teh itu lama enggak habis-habis, karena pada enggak suka Teh hijau. Saya sendiri ngerasa kalau minum teh itu kayak minum air gula. Enggak kerasa rasa tehnya. Padahal satu teh celup untuk satu gelas. Apakah khusus untuk merek tersebut apa memang semua teh hijau begitu saya enggak tahu.

Sore hari ketika saya melihat ketempat biasa naruh teh, masih empat tangkai teh hijau celupnya.  Setengah iseng, semuanya saya bikin sekali dalam satu gelas kecil ukuran kaleng pepsi atau sejenisnya. Rasanya agak pahit dan sepet/lekat.

Teman-teman saya enggak ada yang mau, menjelang pulang ahirnya saya habiskan sendiri. setelah saya turun kelantai bawah hendak pulang, ada rasa enggak enak didada. Nafas rasanya kayak mampet. Saya tarik nafas panjang, tetep saja masih nyesek. Saya merasa oksigen yang masuk kayak mampet. Sungguh bernafas adalah suatu nikmat yang besar yang kadang sering kita lalaikan. Ketika dimampetkan sebentar saja sudah kelabakan.

Teman-teman pada nanya kenapa kok saya kelihatan gelisah? Setelah saya jelaskan, salah satu teman ada yg berbaik hati langsung memegang tangan saya untuk memijatnya. Sakitnya juga luar biasa. Belum lama dia memijat, bis jemputan sudah datang. Sengaja  saya duduk  disampingnya dan meminta untuk melanjutkan pijatannya.

Agak lama dipijat, telapak tangan terasa dingin dan keringat dinginpun keluar hingga rasa nyesekku agak mendingan. Teman yang satu sudah capek, saya menghampiri satu teman yang lainnya yang memang sudah biasa pijit. Dan dilakukan didalam bis hingga sampai ke mess. Saya bisa kembali bernafas lega. Alhamdulillah ya Allah.. Terimakasih teman…!

Saya tidak tahu apakah benar karena semua itu atau memang ada faktor lain? saya enggak tahu secara medis bagaimana. Esok harinya jadi bahan ledekan teman-teman. Mereka bilang katanya saya mendem teh.. he he he.. saya tidak tahu kebenaran yang pasti, tetapi yang pasti saya telah melanggar aturan Tuhan yaitu menggunakan sesuatu yang berlebihan. Pabrik telah membuat ukuran; satu tangkai teh celup untuk satu gelas air, sedangkan saya empat tangkai untuk satu gelas. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap kejadian.

Salam positif! 
By Bang Tono

1 komentar:

  1. ahmad yasir mardianto bin muhamad sjafi'i
    banyuwangi 10 november 1980
    jl prbuloro 396,rt3/rw1,lingk.gaplek,kel.bakungan,kec.glagah,kab.banyuwangi,JAWA TIMUR
    PT DASA GRAHA UTAMA
    9 JNAUARI 2008

    BalasHapus