Rabu, 22 Mei 2013

Memasak dan Masakan

seorang teman sedang memasak di dapur umum mess
Memasak identik dengan pekerjaan perempuan, tetapi lelaki TKI di Saudi pada melakukannya sendiri tanpa gengsi. karena kalau gengsi dijamin kelaparan. Paling-paling bikin indomie rebus yg gampang. Tetapi kalau sehari 3x siapa yg betah?  DI Indonesia sebelum pabrik dibuat, sebelum proyek berdiri, warung sudah dibuat. Beda dengan disini, kanan kiri Gurun Pasir, yang ada jg jual Hubus.

Hubus itu sejenis roti yg bulat lebar tipis terbuat dr gandum makanan pokok org saudi dan orang-orang timur tengah. Hubus itu kalau Di Indonesia ibarat nasi. Entar lauknya apa terserah. Dijamin enggak kuat lidah orang-orang kita kalau makan itu terus. Kecuali kalau kepepet.. he he he...

Banyak teman2 seangkatan saya dulu awalnya enggak kerasan. karena suhu yang panas dan untuk makan mesti memasak sendiri. tetapi lama2 betah juga. he he he..

Ternyata memasak itu pekerjaan yg berat untuk kaum Adam, baru mikir mau masak apa saja sudah puyeng dibuatnya. ketika mau belanja, mini market dikelilingin bolak balik karena bingung mau memasak  apa. Padahal kalau di rumah, semua sudah istri yg melakukannya tanpa harus disuruh. Tetapi sering kali kita masih kurang menghargainya.

 So, janganlah kalian para lelaki mencela memasak istri, ibu, dan saudara perempuan kalian jika suatu ketika ada yg kurang berkenan. Butuh proses panjang untuk menghasilkan sebuah masakan  mulai dari  menentukan menu, membeli bahan, membuat bahan, dan mengolahnya. Tanpa diundang keringatpun menetes ketika sedang memasak, dikarenakan suhu yg panas didapur.

Hargailah tetesan keringat istrimu ketika di dapur. Masakan yang keasinan adalah suatu kecelakaan, bukan kesengajaan. jadi janganlah kau permasalahkan. Keasinan, yang pasti adalah kelebihan garam, percayalah! bukan sengaja dilebihkan. karena yang memasak juga akan ikut merasakan.

Jika kau tidak suka dengan masakan istrimu, janganlah kau memaki atau mencela, cukup kau  tidak memakannya. maka istrimu sudah tahu dengan sendirinya bahwa masakan yg dia masak tidak sesuai dengan seleramu.

Suatu ketika saya pernah; tak cobain kurang asin, saya tambahin garam malah keasinan. seperti itulah yang mungkin kadang terjadi dengan masakan istrimu. Kini memasak menjadi kewajiban saya setiap 2 hr sekali, karena gantian dengan seorang  teman.

Semoga bisa menjadi pelajaran berharga buat saya dan saudara agar bisa lebih menghargai peran istri didapur. Sekian dulu sobat, semoga apapun masakan istri dan bagaimanapun rasanya bisa kita hargai tanpa harus mencaci.



Tidak ada komentar:

Posting Komentar