Jumat, 22 November 2013

Bau Badan

Ketika memakai minyak wangi, kita tidak begitu merasakan baunya. justru orang lainlah yang sangat merasakannya. Begitu juga dengan bau badan kita. Ketika sedang mengeluarkan aromanya (berkeringat) mungkin kita tidak menyadari baunya, justru orang lainlah yang pegang hidung ataupun menutup hidungnya dengan sesuatu lalu meninggalkan kita.

Sekitar setahun yang lalu ketika saya pulang cuti ke Indonesia anak laki-laki saya yang baru berumur 3 tahun dengan jujur berkata ke saya “ih Bapak bau…” sambil pegang hidung dan mendorong saya untuk pergi menjauh. dilain kesempatan istri sayapun mengatakan sesuatu hal yang sama. Tanpa kusuruh ke esokan harinya istri saya langsung membelikan rexona dua biji (maaf bukan iklan ya). Karena memang suhu dikampung sedang panas saat itu yang menyebabkan badan mudah berkeringat. Jujur dari awal semenjak saya bujangan, saya termasuk orang yang cuek dengan penampilan. Tetapi Alhamdulilah istri saya mau menerima apa adanya dan merubah / membentuk pribadi saya sehingga memperhatikan kebersihan dan kerapian dalam berpenampilan.

Beberapa hari yang lalu ketika saya jamaah Sholat Ashar di Masjid, terpaksa harus menahan nafas agar bisa sampai selesai mengikuti sholat jama’ah. Karena bau badan orang berkebangsaan Pakistan yang disebelah saya menjadikan kepala nyut-nyutan. Saya merasa heran, kok bisa segitunya padahal di Masjid tempatnya ber-AC.

Di hari-hari berikutnya ketika Jama’ah Magrib, orang yang sama dengan sebelumnya tiba-tiba baris disebelah saya,dan bau itu tercium lagi. Yang pada ahirnya ketika Sholat Jama’ah di Masjid terpaksa saya menghindarinya. Bukan berarti saya sok suci, akan tetapi benar-benar enggak tahan yang mengakibatkan dipikiran selalu berkata “ini imam kok enggak selesai-selesai sih…!” ingin cepat-cepat kabur.

Ketika pulang kerja, didalam bis jemputan menuju ke mess ada seseorang berkebangsaan lain yang penampilannya sangat lusuh, kumel. Bukan karena harga pakaiannya yang murah, akan tetapi dari pakaiannya yang kotor , badannya yang penuh bulu yang tidak dirapikan, bau pakaian yang mungkin berhari-hari enggak dicuci menjadikan temannya yang satu bangsa saja berpindah tempat duduk ketika di jejerin. Saya melihatnya tidak hanya sekali itu saja. Ketika masih ada kursi kosong lain, orang-orang tidak mau duduk berjejer dengannya. Hingga teman-temannya memberikan nama “Humamah” (enggak tau ini salah tulis enggak ya?) yang dalam bahasa indonesianya berarti sampah.
Apakah berdosa orang yang mempunyai bau badan? Jawabnya “tidak”. Tetapi menyiksa orang-orang yang ada di sekeliling Anda. Apakah anda pernah mempunyai pengalaman yang sama? Kalau sudah pernah apakah anda akan merubahnya ataukah cuek saja?

Kalau anda belum pernah mengalaminya, jangan sampai hal itu terjadi pada anda. Segera rawatlah kebersihan dan penampilan diri sebelum orang yang anda sayangi dan orang-orang yang disekeliling anda menjauh dari anda. Sebagaimana pepatah jawa bilang ” ajining raga iku saka busana” .yang mempunyai pengertian bahwa dihargainya raga/diri kita itu dari pakaian/penampilan kita.

Salam Positif…!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar