Bertemu
di dunia maya. Itulah awal perkenalan saya dengan Pak Jamil Azzaini/ @JamilAzzaini (akun di Twitter) .Inspirator
Sukses Mulia. Setelah saya aktif
mengikuti Time Line beliau di Twitter dan artikel –artikel yang
beliau tulis di Jamilazzaini.com , sedikit banyak saya mulai mengenal
sosok beliau. Hingga terbesit di benakku punya keinginan kuat untuk bertemu dan
belajar langsung dengan beliau.
Belum
ada setahun kami saling menyapa di dunia maya, Alhamdulillah pada malam terahir
Umroh beliau, saya bisa bertemu. Buka puasa bareng, sholat tarawih bareng, jalan bareng hingga kami bisa
ngobrol panjang di hotel beliau menginap tepatnya Di Makarim Hotel Makkah.
Banyak ilmu yang saya dapat dari beliau
dan rasanya seneng banget bisa bersama dengan beliau dalam waktu yang
cukup lama. Kami bertemu sejak habis magrib (jam 19. 30 waktu saudi) hingga jam
12 malam.
Sore
itu pada hari selasa ketika mobil taxi yang mengantarkan kami dari jeddah sudah
sampai ke Makkah, saya sms beliau "Alhamdulillah sudah masuk Makkah "
beberapa menit kemudian hp bergetar dan berdering pertanda ada sms masuk.
"saya di lantai 2, masuk via pintu 92 via escalator kemudian masuk di
pintu 91, kanan dikit, saya pakai batik" pak jamil memberikan petunjuk lewat
sms, dimana kita bisa ketemu
Mengikuti
petunjuk yang diberikan, sampailah saya kepada tempat beliau berada. Setelah cingak
cinguk sebentar, ahirnya saya melihat beliau sedang membaca Al Qur,an. Dan
orang satu-satunya yang pakai batik diarea itu adalah beliau. Aku mau mendekat
, tetapi keadaan tidak memungkinkan orang sudah penuh sesak. Ahirnya saya duduk
sejajar dengan shaf beliau tetapi yang paling pinggir. Saya sms beliau dan
kukatakan bahwa saya sudah di sebelah kanan beliau. Ketika sms sudah terbaca,
beliaupun menoleh kekanan mencari diriku. Kulambaikan tanganku hingga beliaupun
membalas dengan lambaian tangan sebagai ganti jabat tangan karena keadaan tidak
memungkinkan untuk saling mendekat.
Usai
sholat Magrib, saya dan seorang temanku diajak keluar dari masjid menuju ke
restoran untuk berbuka puasa dengan
nasi, ketika sebelumnya di Masjidil Haram hanya berbuka dengan Air Zam-Zam dan
kurma. Porsi nasi Arab lebih besar dibandingkan di Indonesia, dengan menggunakan
piring berbahan alumunium foil yang berbentuk nampan. Daripada nanti nggak
habis dibuang mubadzir , aku sarankan untuk memesan satu saja. Pak Jamil_pun
setuju hingga ahirnya kami makan sepiring bertiga. Oh senengnya bisa makan
sepiring bersama. Sosok pak Jamil yang sudah punya nama dan reputasi mau makan
sepiring bersama dengan kami. Seolah kayak makan bareng saudara sendiri, padahal kita
baru saja bertemu.
Selesai
makan, direstoran itu juga beliau mengeluarkan satu bendel kertas yang dilipat dua dan diberikan kepada
saya. Itu adalah proposal hidup beliau. Karena sebelumnya saya sms meminta
untuk ditunjukkin Proposal hidup beliau. Subhanallah, sangat terprogram dan
terarah sekali apa yang menjadi tujuan hidup Beliau. Semoga dalam seminggu ini saya juga bisa menyelesaikan membuat proposal
hidup saya dengan sedetail-detailnya. Dan alahmdulillah satu bendel ketikan
Proposal hidup beliau itu diberikan kepada saya, sehingga bisa saya gunakan
sebagai acuan.
Selanjutnya
saya mulai membuka diri dengan menyampaikan apa yang menjadi permasalahan saya
saat ini. Berikut adalah obrolan kami dengan beliau;
Saya ; sebetulnya
saya saat ini sudah dua tahun, tetapi mau mengajukan pulng rasanya masih
bimbang antara kerinduan dan kebutuhan?
Bpk
Jamil ; selevel apa/berapa penghasilan yang kamu dapatkan sekarang ? dan
apakah sudah sesuai yang kamu impikan? Hidup itu pilihan, kamu mesti tentukan
apa yang menjadi pilihan kamu. Kamu memilih
disini juga gak ada salahnya, tapi mesti yang punya jenjang karier. Kalau kamu
masih mau disini dengan alasan kebutuhan juga nggak apa-apa, tetapi mesti kamu
tentukan berapa lama lagi kamu disini
dan kapan kamu akan pulang. Karena tidak mungkin kamu mendapatkan hasil yang
berbeda jika apa yang kamu lakukan tetap sama. Kalau seumpama sekarang kamu
di angka 7 besok seterusnya juga tetap
diangka 7 kalau kamu masih di posisi sekarang.
Saya
; ketika pulang nanti, saya ingin berbisnis..
Bpk
Jamil ; bisnis apa?
Saya
;
bisnis yang berkaitan dengan Parcel dan photo. Saya sudah mulai belajar
tentang hal itu.
Bpk
Jamil; kamu harus bedakan antara
save employment dan bisnis. Save employment
itu kita membuka usaha sesuai dengan keahlian kita, kita yang
mengerjakannya sendiri segala sesuatunya dan ketika kita tinggal pergi usaha
kita tutup. Beda dengan bisnis, bisnis itu ketika yang punya jalan-jalan,
bisnisnya tetap jalan. Jadi kita tidak mesti ahli dibidang itu, tapi kita yang
mengelola. Misalnya mas Rangga Umara, dia punya pecel lele lela tetapi apakah dia bisa masak? Enggak.
Agar sukses dalam bisnis, kita mesti mempunya diantara tiga hal atau semuanya. Tiga
hal itu adalah; menjadi yang pertama, yang terbaik dan yang berbeda. Jadi nggak
bisa ditentukan dari sekarang jenis usahanya. Ketika kamu pulang nanti ada
peluang apa ditempat kamu, itu yang bisa menjadi pilihan bisnis kamu. Kalau kamu
tentukan dari sekarang bisa sajakan itu nanti tidak prospek di tempat kamu dan
kalah dengan orang-orang ahli IT (ilmu Teknologi). Jadi sekarang kamu mesti
pahami dulu ilmu kerangka bisnisnya.
“Sudah
yuk kita lanjutkan sambil jalan” kata beliau, karena memang waktu sudah
mendekati adzan isya’ dan kami harus kembali ke Masjid untuk melaksanakan ibadah shlat isya dan tarowih berjamaah. Cerita
selanjutnya dan hasil perbincangan kami dihotel beliau setelah sholat tarowih,
insyaallah akan saya lanjutkan besok di part 2.
NB. Untuk Pak @JamilAzzaini karena lemahnya daya ingat dan daya tangkap saya dalam menerima penjelasan Bapak, jika ada kesalahan dalam penulisan/ penyampaian mohon dibenarkan.
Tidak ada komentar:
Posting Komentar