Saya berprinsip bahwa "Setelah saya lulus sekolah SMA nanti, apapun yang terjadi dan hasilnya, saya
tidak mau berdiam diri dirumah". Sehari setelah pengambilan ijazah,
ahirnya saya ikut temanku yang kuliah di semarang untuk mencari kerja disana. Beberapa
hari telah saya lalui hingga menjadi
minggu, pekerjaan belum juga saya dapatkan hingga seorang temanku yang satunya
menyerah untuk pulang kampung. Karena waktu itu saya berangkat berdua dengan
teman sekolahku yang seangkatan tapi lain jurusan.
Daripada nganggur, pekerjaan sebagai sales saya jalani, setelah
pilah pilih yang lain nggak dapat juga. Sebulan pertama saya tidak bisa menjual
satu barangpun, padahal gaji ditentukan dari besarnya omset penjualan. Saya
tidak punya saudara maupun keluarga Di Semarang. Wilayahpun tidak mengenal,
saya hanya menjual ketika ikut kanfas massal bersama teman-teman dengan membawa
mobil perusahaan. Dan mencoba menawarkan kepada lingkungan kost. Elektronik dan
Furniture cash and kredit product yang saya jual waktu itu.
Belum genap sebulan, saya harus ditinggal sendirian oleh temanku
dan kedua temannya yang sama-sama kuliah. Karena liburan semester telah tiba.
Saya tinggal di Kost empat orang, yang tiga kuliah dan yang satunya kerja yaitu
"saya". Mau tidak mau saya harus menghidupi diri saya sendiri dengan
UMT (uang makan dan transport) Rp 3500,- perhari ditahun 2002, karena saya
belum mendapatkan gaji. Saya bilang ke ibu kost kalau saya ikut ngekost, tapi
bayarnya ngutang dulu.. he he he.. *sambil pasang muka memelas*
Beras peninggalan temanku sudah mulai habis, uang tidak punya,
sanak saudara tidak ada, ada teman sama-sama barunya. Hanya Tuhan yang saya punya,
tampatku mengadu semuanya.disini kekuatan iman diuji. Saya mengumpulkan koin seratus
perak yang tak berharga bagi teman saya, karena dilihat tempatnya yang ketemu disini dan disana.saya belikan
krupuk untuk lauk nasi dari beras terahir.saya pernah dicaci penjual nasi,
karena duit yang saya punya ternyata kurang dari harganya. Saya pernah
muntah-muntah tengah malam sendirian gara-gara satu hari dua malam nggak makan.
Ternyata benar adanya bahwa "Allah tidak akan memberiakan
ujian kepada hambanya diluar batas kemampuannya". Ketika saya sudah mulai
tidak mampu Dia berikan pertolongan lewat tangan-tangan manusia. Ibu kostku
yang punya rental PS (play station), penjaganya minta libur untuk hari minggu. Sehingga
saya diminta mengisi kekosongan itu. Saya dikasih makan dan bayaran sepuluh
ribu sehari. Lumayan untuk menyambung hidup.
Dengan kesulitan-kesulitan itu membuat saya mendekat dengan Dia sang
pencipta. Saya rajin sholat jamaah di Masjid. Setiap habis Magrib ada beberapa
anak yang mengaji disitu. Karena yang ngajar juga lagi liburan semester 2
bulan, maka saya memberikan diri untuk mendekat dan mengajar mereka semampu
saya. Setelah Ta'mir Masjid tahu, justru malah mereka memberikan amanat ke saya
untuk terus mengajar tiap malam selama Guru yang sebenarnya liburan. Sesuatu yang
tidak sangka sebelumnya, tiba-tiba dari bendahara Masjid menyodorkan amplop ke
saya.
Dibalik kesulitan ternyata punya kekuatan karena iman. Kekuatan
untuk bertahan dari rasa lapar, kekuatan untuk bersabar, kekutan untuk selalu
dijalanNya. Tanpa Iman, tanpa keyakinan yang kuat bahwa Tuhan akan menolong
saya, bisa saja saya bunuh diri waktu itu. Bisa saja saya mencuri waktu itu. Tapi
Alhamdulillah saya mampu melewati semua itu dengan pertolonganNya.
Semoga kita semua senantiasa bisa menjaga dan membawa iman sampai
ajal menjemput kita, apapun kondisinya. Tidak menggadaikan Iman dengan
gemerlapnya dunia. Semoga Allah selalu melindungi kita untuk selalu di
jalanNya... Amin..!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar