Sebetulnya aku sudah pengen nulis dari semalem, tapi belum dapat
inspirasi yang pas. soalnya hari ini aku libur. Pagi aku buka laptop tapi koneksi
internet aku matikan, aku baca Ebook Adrean Luis, hasil interviewnya dengan
Rudy Lim. Berharap dapat inspirasi. Hingga waktu Ibadah sholat jum'at tiba,
belum juga ketemu ide. alhamdulilah Pulang Sholat Jum'at kami ngobrol-ngobrol
dengan teman sekamar dapat inspirasi. Dia menceritakan teman sekaligus tetangga
nya di kampung yang bangkrut usahanya karena kemarahan karyawannya. Sebut saja
si Fulan.
Si Fulan mempunyai usaha pertukangan kayu yang memproduksi mebel untuk suplay
ke perusahaan furniture, hingga menjadi komoditi ekspor dan juga dikirim ke kota-kota
besar Di Indonesia. Usaha perorangan yang dirintis sudah kelihatan lumayan
untuk ukuran Di Desanya. Ia memiliki karyawan (tukang kayu) lima orang. Hasil produksinya
ia kirimkan setelah diperkirakan satu truk muatan penuh untuk menghemat biaya
pengiriman.
Suatu ketika salah satu dari karyawannya ada yang hendak menikah. Setelah
dihitung- hitung karyawan tersebut merasa kalau uang yang ia kumpulkan belum
cukup untuk pesta pernikahannya. sehingga ia berinisiatif untuk kasbon ke
bosnya yaitu si Fulan. Biarpun merasa sungkan, karena desakan kebutuhan,
ahirnya niatannyapun ia sampaikan. Ternyata kenyataan tak sesuai yang ia
harapkan. Istri Si fulan dengan nada kasar melarang memberikan pinjaman untuk
karyawannya tersebut. Keungan usaha dan pribadi Si Fulan tak dipisahkan dan
istrinyalah yang memegang dan mempunyai kuasa.
Mendengar pernyataan itu sang karyawan hanya terdiam tanpa kata untuk
membela dirinya. Ternyata dalam diamnya itu ada luka di hati yang mengakibatkan
marah dan dendam. Ia tak membalas dengan cacian ataupun kekerasan, tapi ia membalas
dengan hal lain.
Beberapa hari setelah menikah ia kembali bekerja dengan si fulan. Nggak tau
ide dari siapa, apakah dari dia atau teman-temannya. Karena waktu kejadian itu,
semua teman-temannya juga menyaksikan. Ia bersama dengan empat temannya kompak.
Material bahan untuk membuat mebel, yaitu kayu jati tidak ia gunakan dengan
maksimal. Banyak kayu-kayu yang semestinya masih bisa digunakan, ia ikutkan
kedalam rumbuk'an kayu sisa yang tak berharga. Bahan yang biasanya menghasilkan
kursi lima buah, hanya menghasilkan empat buah. Dan kualitasnyapun asal-asalan
tak sebaik sebelumnya. Ini dilakukan sebanyak 5 orang setiap hari hingga
berminggu-minggu dan menjadi bulan.
Marahnya diam, tapi tindakan yang dilakukan setelah itu telah
melenyapkan. Melenyapkan impian si fulan untuk memiliki usaha yang maju. Melenyapkan
harta yang sudah dikumpulkan si fulan. Melenyapkan pekerjaan dia dan
teman-tamannya. Karena setelah itu usaha pertukangan si fulan gulung tikar.
Dari kisah itu kita bisa mengambil pelajaran;
·
bahwa kebahilan (pelit)
telah menjadi jalan bangkrutnya usaha si fulan. Dan sebaliknya banyak orang
sukses bilang bahwa dengan berbagi, rezki akan menjadi semakin bertambah dan
berlimpah. Pak Jamil Azzaini bilang "Sukses Mulia".
·
Sebagai pemilik usaha
sekaligus pimpinan mestinya selalu melakukan pengawasan terhadap kinerja
bawahan.
·
Keuangan pribadi mestinya
dipisahkan dengan keuangan usaha.
Semoga kisah ini ada hikmahnya dan bermanfaat buat kita semua. Kira-kira
pelajaran apa yang bisa anda dapat dari kisah diatas selain tiga hal tersebut? Silahkan
tulis di kolom komentar biar menjadi lebih lengkap..
Semoga kita semua bisa Sukses Mulia.. Amin…!
Tidak ada komentar:
Posting Komentar