Di sela-sela bekerja, saya dan teman-teman biasa ngopi dan ngeteh. Suatu
ketika hari itu tehnya habis, salah satu teman nitip ke seorang teman
berkebangsaan lain; Pakistan. Apa yang didapat tidak sesuai pesanan, ia belikan teh Hijau. yang teh biasa lagi kosong katanya.
Tak seperti biasanya, teh itu lama enggak habis-habis, karena pada enggak
suka Teh hijau. Saya sendiri ngerasa kalau minum teh itu kayak minum air gula. Enggak
kerasa rasa tehnya. Padahal satu teh celup untuk satu gelas. Apakah khusus
untuk merek tersebut apa memang semua teh hijau begitu saya enggak tahu.
Sore hari ketika saya melihat
ketempat biasa naruh teh, masih empat tangkai teh hijau celupnya. Setengah iseng, semuanya saya bikin sekali
dalam satu gelas kecil ukuran kaleng pepsi atau sejenisnya. Rasanya agak pahit
dan sepet/lekat.
Teman-teman saya enggak ada yang mau, menjelang pulang ahirnya saya
habiskan sendiri. setelah saya turun kelantai bawah hendak pulang, ada rasa
enggak enak didada. Nafas rasanya kayak mampet. Saya tarik nafas panjang, tetep
saja masih nyesek. Saya merasa oksigen yang masuk kayak mampet. Sungguh bernafas
adalah suatu nikmat yang besar yang kadang sering kita lalaikan. Ketika dimampetkan
sebentar saja sudah kelabakan.
Teman-teman pada nanya kenapa kok saya kelihatan gelisah? Setelah saya
jelaskan, salah satu teman ada yg berbaik hati langsung memegang tangan saya
untuk memijatnya. Sakitnya juga luar biasa. Belum lama dia memijat, bis
jemputan sudah datang. Sengaja saya
duduk disampingnya dan meminta untuk melanjutkan
pijatannya.
Agak lama dipijat, telapak tangan terasa dingin dan keringat dinginpun
keluar hingga rasa nyesekku agak mendingan. Teman yang satu sudah capek, saya
menghampiri satu teman yang lainnya yang memang sudah biasa pijit. Dan dilakukan
didalam bis hingga sampai ke mess. Saya bisa kembali bernafas
lega. Alhamdulillah ya Allah.. Terimakasih teman…!
Saya tidak tahu apakah benar karena semua itu atau memang ada faktor lain? saya enggak tahu secara medis bagaimana.
Esok harinya jadi bahan ledekan teman-teman. Mereka bilang katanya saya mendem teh..
he he he.. saya tidak tahu kebenaran yang pasti, tetapi yang pasti saya telah
melanggar aturan Tuhan yaitu menggunakan sesuatu yang berlebihan. Pabrik telah
membuat ukuran; satu tangkai teh celup untuk satu gelas air, sedangkan saya
empat tangkai untuk satu gelas. Semoga kita bisa mengambil hikmah dari setiap
kejadian.
Salam positif!
By Bang Tono
ahmad yasir mardianto bin muhamad sjafi'i
BalasHapusbanyuwangi 10 november 1980
jl prbuloro 396,rt3/rw1,lingk.gaplek,kel.bakungan,kec.glagah,kab.banyuwangi,JAWA TIMUR
PT DASA GRAHA UTAMA
9 JNAUARI 2008